Selasa, 28 Desember 2010

Launching Produk [http://piggyback-indonesia.blogspot.com/]

[http://piggyback-indonesia.blogspot.com/]

Alhamdulillah... setelah sekian lama berproses untuk bereksperimen terus di dunia advance automotive / autotronic / ototronic atau apapun istilahnya, akhirnya kami bisa dan "berani" untuk me-LAUNCHING produk unggulan ....


klik disini untuk mengetahui lebih lanjut ...


[http://piggyback-indonesia.blogspot.com/]


Akhirnya, kami minta doa restu dari temen-temen dan saudara-saudara semuanya semoga semuanya berjalan lancar sesuai yang kami harapkan ... AMIN....YA ROBBAL 'ALAMIN...




Launching Produk [http://piggyback-indonesia.blogspot.com/]

[http://piggyback-indonesia.blogspot.com/]

Alhamdulillah... setelah sekian lama berproses untuk bereksperimen terus di dunia advance automotive / autotronic / ototronic atau apapun istilahnya, akhirnya kami bisa dan "berani" untuk me-LAUNCHING produk unggulan ....


klik disini untuk mengetahui lebih lanjut ...


[http://piggyback-indonesia.blogspot.com/]


Akhirnya, kami minta doa restu dari temen-temen dan saudara-saudara semuanya semoga semuanya berjalan lancar sesuai yang kami harapkan ... AMIN....YA ROBBAL 'ALAMIN...




Launching Produk [http://piggyback-indonesia.blogspot.com/]

[http://piggyback-indonesia.blogspot.com/]

Alhamdulillah... setelah sekian lama berproses untuk bereksperimen terus di dunia advance automotive / autotronic / ototronic atau apapun istilahnya, akhirnya kami bisa dan "berani" untuk me-LAUNCHING produk unggulan ....


klik disini untuk mengetahui lebih lanjut ...


[http://piggyback-indonesia.blogspot.com/]


Akhirnya, kami minta doa restu dari temen-temen dan saudara-saudara semuanya semoga semuanya berjalan lancar sesuai yang kami harapkan ... AMIN....YA ROBBAL 'ALAMIN...




Sabtu, 25 Desember 2010

Aku Ingin Coach Riedl Tersenyum

riedl,timnas,garuda,AFF
Dalam sebulan terakhir kita sebagai masyarakat Indonesia disuguhkan dengan sederetan persembahan kemenangan Timnas Merah Putih di ajang piala AFF. Sederetan kemenangan pasukan Garuda yang dikomandoi Firman Utina ini tidak terlepas dari sosok pelatih yang bernama Alfred Riedl. Coach Riedl merupakan juru kunci inspirasi kemenangan pasukan Garuda. Di dalam melakoni laga demi laga, dari laga penyisihan sampai dengan laga semifinal, pasukan Garuda belum pernah mengalami kekalahan atau mendapatkan hasil seri. Semoga hal ini sebagai pertanda bahwa pasukan Garuda bisa membawa Mahkota Juara ke negeri ini.... Amiiin. Kalo kita lihat coach Riedl dalam menjalani laga tanding dengan setiap Tim lawan, wajah coach Riedl tampak serius. Misalnya saat Indonesia mencukur Malaysia dan Laos. Aku kira wajah coach Riedl bisa berubah saat pasukan Garuda menceploskan Goaaal ke gawang lawan. Tapi ternyata tidak ! Beliau tetap memperlihatkan wajah seriusnya. Pada kedua pertandingan yang terakhir pun saat melawan Thailand dan Philipina wajah coach Riedl masih tampak serius.

Kalo kita lihat kebanyakan pelatih saat tim-nya menceploskan goal ke gawang lawan biasanya langsung mengekpresikan kegembiraan melalui raut muka. Contohnya seperti pelatih Brian Robson sampai meloncat-loncat kegirangan saat Thailand menceploskan bola ke gawang Indonesia. Diego Maradona sampai menggedong Lionel Messi saat TIMNAS Argentina memasukkan bola ke gawang lawan. Ternyata wajah serius Coach ada penyebabnya. Ternyata bukan bawaan dari lahir. Beliau sengaja tidak mengekpresikan kegembiraannya karena takut melukai hati suporter. Kenapa kok melukai ? Yach jadi ceritanya begini.... saat Coach Riedl menjadi pelatih TIMNAS Vietnam beliau pernah mengidap penyakit ginjal, sehingga harus dilakukan transplasi ginjal. Saat itu beberapa suporter vietnam mengajukan diri untuk ginjalnya dipindahkan ke pria yang pernah menangani karir kepelatihan di beberapa negara di Asia Tenggara. Sehingga semenjak itu riedl merasa berhutang budi dengan suporter.

Yach gitu dech ceritanya. Harapan saya di pertandingan final nanti Coach Riedl bisa tersenyum saat TIMNAS Merah Putih menjuarai Piala AFF besok, bravo coach riedl and bravo tuk TIMNAS(diambil dari berbagai sumber)




Rabu, 15 Desember 2010

Project Mazda Astina - BP25 [MAP2MAF]

Tulisan MAP2MAF di atas memiliki arti sebagai konverter untuk merubah sinyal yang dikeluarkan MAP sensor menjadi sinyal yang seharusnya di keluarkan oleh MAF sensor. Latar belakang pembuatan konverter ini (atau bisa juga kita sebut juga piggyback) dikarenakan adanya kerusakan pada sensor MAF (Mass Air Flow). Karena susah untuk mendapatkan MAF sensor untuk mobil jenis ini dan jika kalau beli-pun harganya juga relatif mahal, maka saya mencoba berinisiatif menggantikan sensor MAF aslinya dengan sensor MAP dari mobil toyota. Pada dasarnya pemakaian sensor MAP dari jenis mobil apapun bisa, toh yang penting namanya sama2 MAP, tentunya mempunyai karakteristik yang sama meskipun nilai yang dihasilkan agak berbeda sedikit tapi masih linear antara sensor MAP mobil A dengan sensor MAP mobil lainnya.


Sebelum membahas mengenai MAP2MAF ini lebih jauh, lebih pas kalau kita membahas dulu perbedaan antara sensor MAP dan sensor MAF. Saya coba ambilkan artikelnya dari internet saja ya...he..he..

dibaca sendiri saja ya...terlalu panjang kalau ditulis disini ...

www.autoshop101.com/forms/h34.pdf

Untuk sensor MAP , bisa dibaca sendiri disini ya :

www.autoshop101.com/forms/h35.pdf

Kita lanjutkan ... tapi di baca dulu 2 file pdf di atas ya...


{------Sudah menulis panjang sampai beberapa paragraf,e... gak ter-save ... nasib...nasib... gak apa2 lah ...nulis lagi aja ah ...-------}


Karakteristik sensor MAP dengan sensor MAF sangat berbeda... yang satu mengukur besaran tekanan absolutnya dan yang satu mengukur besaran aliran udaranya... Posisi pemasangannyapun juga berbeda. Jika mengikuti arah aliran udaranya, sensor MAP dipasang setelah throttle, sedangkan sensor MAF dipasang sebelum throttle. Coba kita cermati lebih jauh lagi....


Jika kita mengukur durasi bahan bakar (dalam satuan mili detik) dengan menggunakan scantool atau DI Meter maka bisa kita amati sebagai berikut :

  • Untuk sensor MAP : pada kondisi beban yang sama, misalkan mobil berjalan dengan kecepatan konstan di jalan yang datar, maka pada setiap kondisi RPM yang berbeda akan menghasilkan durasi semprotan bahan bakar yang relatif sama pula. Jika diamati juga besar tegangan sensor MAP yang dihasilkan dengan menggunakan scantool atau Voltmeter, maka akan didapatkan juga besaran yang sama pula untuk setiap besaran RPM mesin. (catatan : kondisi beban yang sama, misalkan yaitu mobil berjalan dengan kecepatan konstan di jalan yang datar). Sehingga bisa kita simpulkan bahwa antara besaran tegangan sensor MAP dengan besar mili detik (ms) semprotan injektor mempunyai hubungan yang relatif linear. Pada gambar dibawah adalah contoh hubungan antara sensor MAP dengan kebutuhan ms semprotan injektor.

Contoh hubungan MAP dengan ms-Injektor pada R1-Modul

  • Untuk sensor MAF : pada kondisi beban yang sama, misalkan mobil berjalan dengan kecepatan konstan di jalan yang datar, maka pada setiap kondisi RPM yang berbeda akan menghasilkan durasi semprotan bahan bakar yang relatif sama pula. Jika diamati juga besar tegangan sensor MAF yang dihasilkan dengan menggunakan scantool atau Voltmeter, maka akan didapatkan juga besaran yang berbeda pula untuk setiap besaran RPM mesin. (catatan : kondisi beban yang sama, misalkan yaitu mobil berjalan dengan kecepatan konstan di jalan yang datar). Sehingga bisa kita simpulkan bahwa antara besaran tegangan sensor MAF dengan besar mili detik (ms) semprotan injektor mempunyai hubungan yang tidak relatif linear. Supaya didapatkan hubungan yang relatif linear, maka diperlukan faktor RPM sebagai koreksinya.

Dari keterangan di atas, supaya sensor MAP bisa menggantikan sensor MAF, maka diperlukan tambahan koreksi lagi dari besaran RPM, seperti pada blok diagram di bawah ini :


Dari eksperimen sewaktu melakukan setting-an pada mobil mazda astina BP25 didapatkan hubungan antara MAP dengan MAF basic sebagai berikut :

Gambar di atas adalah konversi tegangan dari sensor MAP menjadi MAF Basic. Disini masih dikatakan basic karena memang harus ada koreksi lagi dari RPM, seperti terlihat pada grafik di bawah.

(catatan : karakteristik sensor MAF untuk Mazda Astina BP25 adalah semakin besar beban/load/akselerasi maka semakin kecil tegangan sinyalnya, berbeda sekali dengan sensor MAP yang saya ambil dari toyota, semakin besar beban/load/akselerasi maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan )

Keterangan :
  • Series1 : MAF target pada kondisi tanpa beban (masuk gigi 0 pada perseneling)
  • Series2 : deltaRPM sebagai nilai pengurang dari MAF basic

Dari logika dan rumusan-rumusan di atas, akhirnya dibuatkan program C untuk mikrokontroler dan tentunya hardwarenya juga untuk diaplikasikan langsung ke mobil mazda astina BP25. Setelah diuji coba akhirnya didapatkan hasil yang memuaskan.

Keuntungan jika dbuatkan MAP2MAF adalah sebagai berikut :
  • Sensor MAF yang lama (memakai jarum secara mekanis) yang memang sangat rawan untuk rusak sudah digantikan dengan sensor MAP yang sudah kompak dan sudah teruju keawetannya.
  • Bisa dipakai sensor MAP merk apa saja, tergantung nilai konversi yang kia gunakan tinggal menyesuaikan karakteristik sensornya.
  • Sensor MAP yang second bisa didapatkan dengan harga yang murah, sekitar 200 ribu rupiah.
  • MAP2MAF ini sendiri juga merupakan modul piggyback, jadi kita bisa men-setting ulang kebutuhan dari mesin mobi seperti yang kita harapkan. Apakah power yang di kejar ataukah untuk settingan mobil yang irit

Akhirnya sekian, semoga tulisan ini bisa bermanfaat !!! Amin ...

Project Mazda Astina - BP25 [MAP2MAF]

Tulisan MAP2MAF di atas memiliki arti sebagai konverter untuk merubah sinyal yang dikeluarkan MAP sensor menjadi sinyal yang seharusnya di keluarkan oleh MAF sensor. Latar belakang pembuatan konverter ini (atau bisa juga kita sebut juga piggyback) dikarenakan adanya kerusakan pada sensor MAF (Mass Air Flow). Karena susah untuk mendapatkan MAF sensor untuk mobil jenis ini dan jika kalau beli-pun harganya juga relatif mahal, maka saya mencoba berinisiatif menggantikan sensor MAF aslinya dengan sensor MAP dari mobil toyota. Pada dasarnya pemakaian sensor MAP dari jenis mobil apapun bisa, toh yang penting namanya sama2 MAP, tentunya mempunyai karakteristik yang sama meskipun nilai yang dihasilkan agak berbeda sedikit tapi masih linear antara sensor MAP mobil A dengan sensor MAP mobil lainnya.


Sebelum membahas mengenai MAP2MAF ini lebih jauh, lebih pas kalau kita membahas dulu perbedaan antara sensor MAP dan sensor MAF. Saya coba ambilkan artikelnya dari internet saja ya...he..he..

dibaca sendiri saja ya...terlalu panjang kalau ditulis disini ...

www.autoshop101.com/forms/h34.pdf

Untuk sensor MAP , bisa dibaca sendiri disini ya :

www.autoshop101.com/forms/h35.pdf

Kita lanjutkan ... tapi di baca dulu 2 file pdf di atas ya...


{------Sudah menulis panjang sampai beberapa paragraf,e... gak ter-save ... nasib...nasib... gak apa2 lah ...nulis lagi aja ah ...-------}


Karakteristik sensor MAP dengan sensor MAF sangat berbeda... yang satu mengukur besaran tekanan absolutnya dan yang satu mengukur besaran aliran udaranya... Posisi pemasangannyapun juga berbeda. Jika mengikuti arah aliran udaranya, sensor MAP dipasang setelah throttle, sedangkan sensor MAF dipasang sebelum throttle. Coba kita cermati lebih jauh lagi....


Jika kita mengukur durasi bahan bakar (dalam satuan mili detik) dengan menggunakan scantool atau DI Meter maka bisa kita amati sebagai berikut :

  • Untuk sensor MAP : pada kondisi beban yang sama, misalkan mobil berjalan dengan kecepatan konstan di jalan yang datar, maka pada setiap kondisi RPM yang berbeda akan menghasilkan durasi semprotan bahan bakar yang relatif sama pula. Jika diamati juga besar tegangan sensor MAP yang dihasilkan dengan menggunakan scantool atau Voltmeter, maka akan didapatkan juga besaran yang sama pula untuk setiap besaran RPM mesin. (catatan : kondisi beban yang sama, misalkan yaitu mobil berjalan dengan kecepatan konstan di jalan yang datar). Sehingga bisa kita simpulkan bahwa antara besaran tegangan sensor MAP dengan besar mili detik (ms) semprotan injektor mempunyai hubungan yang relatif linear. Pada gambar dibawah adalah contoh hubungan antara sensor MAP dengan kebutuhan ms semprotan injektor.

Contoh hubungan MAP dengan ms-Injektor pada R1-Modul

  • Untuk sensor MAF : pada kondisi beban yang sama, misalkan mobil berjalan dengan kecepatan konstan di jalan yang datar, maka pada setiap kondisi RPM yang berbeda akan menghasilkan durasi semprotan bahan bakar yang relatif sama pula. Jika diamati juga besar tegangan sensor MAF yang dihasilkan dengan menggunakan scantool atau Voltmeter, maka akan didapatkan juga besaran yang berbeda pula untuk setiap besaran RPM mesin. (catatan : kondisi beban yang sama, misalkan yaitu mobil berjalan dengan kecepatan konstan di jalan yang datar). Sehingga bisa kita simpulkan bahwa antara besaran tegangan sensor MAF dengan besar mili detik (ms) semprotan injektor mempunyai hubungan yang tidak relatif linear. Supaya didapatkan hubungan yang relatif linear, maka diperlukan faktor RPM sebagai koreksinya.

Dari keterangan di atas, supaya sensor MAP bisa menggantikan sensor MAF, maka diperlukan tambahan koreksi lagi dari besaran RPM, seperti pada blok diagram di bawah ini :


Dari eksperimen sewaktu melakukan setting-an pada mobil mazda astina BP25 didapatkan hubungan antara MAP dengan MAF basic sebagai berikut :

Gambar di atas adalah konversi tegangan dari sensor MAP menjadi MAF Basic. Disini masih dikatakan basic karena memang harus ada koreksi lagi dari RPM, seperti terlihat pada grafik di bawah.

(catatan : karakteristik sensor MAF untuk Mazda Astina BP25 adalah semakin besar beban/load/akselerasi maka semakin kecil tegangan sinyalnya, berbeda sekali dengan sensor MAP yang saya ambil dari toyota, semakin besar beban/load/akselerasi maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan )

Keterangan :
  • Series1 : MAF target pada kondisi tanpa beban (masuk gigi 0 pada perseneling)
  • Series2 : deltaRPM sebagai nilai pengurang dari MAF basic

Dari logika dan rumusan-rumusan di atas, akhirnya dibuatkan program C untuk mikrokontroler dan tentunya hardwarenya juga untuk diaplikasikan langsung ke mobil mazda astina BP25. Setelah diuji coba akhirnya didapatkan hasil yang memuaskan.

Keuntungan jika dbuatkan MAP2MAF adalah sebagai berikut :
  • Sensor MAF yang lama (memakai jarum secara mekanis) yang memang sangat rawan untuk rusak sudah digantikan dengan sensor MAP yang sudah kompak dan sudah teruju keawetannya.
  • Bisa dipakai sensor MAP merk apa saja, tergantung nilai konversi yang kia gunakan tinggal menyesuaikan karakteristik sensornya.
  • Sensor MAP yang second bisa didapatkan dengan harga yang murah, sekitar 200 ribu rupiah.
  • MAP2MAF ini sendiri juga merupakan modul piggyback, jadi kita bisa men-setting ulang kebutuhan dari mesin mobi seperti yang kita harapkan. Apakah power yang di kejar ataukah untuk settingan mobil yang irit

Akhirnya sekian, semoga tulisan ini bisa bermanfaat !!! Amin ...

Project Mazda Astina - BP25 [MAP2MAF]

Tulisan MAP2MAF di atas memiliki arti sebagai konverter untuk merubah sinyal yang dikeluarkan MAP sensor menjadi sinyal yang seharusnya di keluarkan oleh MAF sensor. Latar belakang pembuatan konverter ini (atau bisa juga kita sebut juga piggyback) dikarenakan adanya kerusakan pada sensor MAF (Mass Air Flow). Karena susah untuk mendapatkan MAF sensor untuk mobil jenis ini dan jika kalau beli-pun harganya juga relatif mahal, maka saya mencoba berinisiatif menggantikan sensor MAF aslinya dengan sensor MAP dari mobil toyota. Pada dasarnya pemakaian sensor MAP dari jenis mobil apapun bisa, toh yang penting namanya sama2 MAP, tentunya mempunyai karakteristik yang sama meskipun nilai yang dihasilkan agak berbeda sedikit tapi masih linear antara sensor MAP mobil A dengan sensor MAP mobil lainnya.


Sebelum membahas mengenai MAP2MAF ini lebih jauh, lebih pas kalau kita membahas dulu perbedaan antara sensor MAP dan sensor MAF. Saya coba ambilkan artikelnya dari internet saja ya...he..he..

dibaca sendiri saja ya...terlalu panjang kalau ditulis disini ...

www.autoshop101.com/forms/h34.pdf

Untuk sensor MAP , bisa dibaca sendiri disini ya :

www.autoshop101.com/forms/h35.pdf

Kita lanjutkan ... tapi di baca dulu 2 file pdf di atas ya...


{------Sudah mdnulis panjang sampai beberapa paragraf,e... gak ter-save ... nasib...nasib... gak apa2 lah ...nulis lagi aja ah ...-------}


Karakteristik sensor MAP dengan sensor MAF sangat berbeda... yang satu mengukur besaran tekanan absolutnya dan yang satu mengukur besaran aliran udaranya... Posisi pemasangannyapun juga berbeda. Jika mengikuti arah aliran udaranya, sensor MAP dipasang setelah throttle, sedangkan sensor MAF dipasang sebelum throttle. Coba kita cermati lebih jauh lagi....


Jika kita mengukur durasi bahan bakar (dalam satuan mili detik) dengan menggunakan scantool atau DI Meter maka bisa kita amati sebagai berikut :

  • Untuk sensor MAP : pada kondisi beban yang sama, misalkan mobil berjalan dengan kecepatan konstan di jalan yang datar, maka pada setiap kondisi RPM yang berbeda akan menghasilkan durasi semprotan bahan bakar yang relatif sama pula. Jika diamati juga besar tegangan sensor MAP yang dihasilkan dengan menggunakan scantool atau Voltmeter, maka akan didapatkan juga besaran yang sama pula untuk setiap besaran RPM mesin. (catatan : kondisi beban yang sama, misalkan yaitu mobil berjalan dengan kecepatan konstan di jalan yang datar). Sehingga bisa kita simpulkan bahwa antara besaran tegangan sensor MAP dengan besar mili detik (ms) semprotan injektor mempunyai hubungan yang relatif linear. Pada gambar dibawah adalah contoh hubungan antara sensor MAP dengan kebutuhan ms semprotan injektor.

Contoh hubungan MAP dengan ms-Injektor pada R1-Modul

  • Untuk sensor MAF : pada kondisi beban yang sama, misalkan mobil berjalan dengan kecepatan konstan di jalan yang datar, maka pada setiap kondisi RPM yang berbeda akan menghasilkan durasi semprotan bahan bakar yang relatif sama pula. Jika diamati juga besar tegangan sensor MAF yang dihasilkan dengan menggunakan scantool atau Voltmeter, maka akan didapatkan juga besaran yang berbeda pula untuk setiap besaran RPM mesin. (catatan : kondisi beban yang sama, misalkan yaitu mobil berjalan dengan kecepatan konstan di jalan yang datar). Sehingga bisa kita simpulkan bahwa antara besaran tegangan sensor MAF dengan besar mili detik (ms) semprotan injektor mempunyai hubungan yang tidak relatif linear. Supaya didapatkan hubungan yang relatif linear, maka diperlukan faktor RPM sebagai koreksinya.

Dari keterangan di atas, supaya sensor MAP bisa menggantikan sensor MAF, maka diperlukan tambahan koreksi lagi dari besaran RPM, seperti pada blok diagram di bawah ini :


Dari eksperimen sewaktu melakukan setting-an pada mobil mazda astina BP25 didapatkan hubungan antara MAP dengan MAF basic sebagai berikut :

Gambar di atas adalah konversi tegangan dari sensor MAP menjadi MAF Basic. Disini masih dikatakan basic karena memang harus ada koreksi lagi dari RPM, seperti terlihat pada grafik di bawah.

(catatan : karakteristik sensor MAF untuk Mazda Astina BP25 adalah semakin besar beban/load/akselerasi maka semakin kecil tegangan sinyalnya, berbeda sekali dengan sensor MAP yang saya ambil dari toyota, semakin besar beban/load/akselerasi maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan )

Keterangan :
  • Series1 : MAF target pada kondisi tanpa beban (masuk gigi 0 pada perseneling)
  • Series2 : deltaRPM sebagai nilai pengurang dari MAF basic

Dari logika dan rumusan-rumusan di atas, akhirnya dibuatkan program C untuk mikrokontroler dan tentunya hardwarenya juga untuk diaplikasikan langsung ke mobil mazda astina BP25. Setelah diuji coba akhirnya didapatkan hasil yang memuaskan.

Keuntungan jika dbuatkan MAP2MAF adalah sebagai berikut :
  • Sensor MAF yang lama (memakai jarum secara mekanis) yang memang sangat rawan untuk rusak sudah digantikan dengan sensor MAP yang sudah kompak dan sudah teruju keawetannya.
  • Bisa dipakai sensor MAP merk apa saja, tergantung nilai konversi yang kia gunakan tinggal menyesuaikan karakteristik sensornya.
  • Sensor MAP yang second bisa didapatkan dengan harga yang murah, sekitar 200 ribu rupiah.
  • MAP2MAF ini sendiri juga merupakan modul piggyback, jadi kita bisa men-setting ulang kebutuhan dari mesin mobi seperti yang kita harapkan. Apakah power yang di kejar ataukah untuk settingan mobil yang irit

Akhirnya sekian, semoga tulisan ini bisa bermanfaat !!! Amin ...

Rabu, 01 Desember 2010

CAR-PC

 car=

Kelebihan CAR-PC yang utama adalah mampu mengcostumize dan mengaplikasi Platform yang digunakan PC (komputer Biasa) pada perangkat Mobil sesuai dengan yang kita harapkan.

BENG AUTOMOBIL






 Untuk INFO lain :

Total Tayangan Halaman

Blogger Themes