Minggu, 19 Juni 2011

Konstruksi dan Ukuran Busa Helm, Vital Redam Benturan


 Busa menyerap benturan
Bicara keselamatan, belakangan pemerintah getol menuding biker sebagai biang kerok naiknya angka kecelakaan. Malah banyak media ikut nyalahin biker dan pabrik motor. Katanya, motor sebagai pembunuh manusia nomor satu. Dan cedera kepala paling banyak.

Pernyataan sembrono itu bisa dibantah. Itu jika peduli keselamatan saat nyemplak kuda besi. Salah satu bagian terpenting, tentu saja melindungi kepala. Selalu pakai helm full-face. Kaki atau tangan boleh lecet atau patah, tapi gak bakal menyebabkan nyawa melayang. Tapi kalo ndase terbentur atau bahkan pecah, minimal sampeyan gegar otak, atau malah modar.

Dari situ, bisa ditarik pelajaran, helm yang memenuhi standar keselamatan adalah yang teraman. “Jika helm sudah tersertifikasi secara benar, tentunya ini akan aman. Sebab, saat jatuh kepala bisa menerima gaya sampai 300 G. Bayangkan,” kata Ir. Arief, penelit di Puspitek yang mensertifikasi SNI.

Menurut Arief, semua helm SNI harus melalui pengetesan itu. “Sebab, menurutnya, dalam beberapa penelitian, berkendara di atas 20 km/jam sudah tidak aman bagi pengendara. “Benturan yang dihasilkan dari kecepatan lebih dari 20 km/jam akan menyebabkan trauma kepala yang bisa berakibat fatal,” kata pria yang berkantor di Serpong, Tangerang, Banten ini

Faktor pertama yang bikin helm pembalap paling aman, pertama cangkang, alias batoknya. Batok harus tahan benturan, liat dan tidak mudah pecah. Setelah itu, perhatikan juga peredam di dalamnya.

Busa pada helm memiliki fungsi sebagai penahan dan peredam benturan. Ketika terjatuh, kerasnya impact didistribusikan dan diserap oleh busa, sehingga kepala tetap merasa terlindungi dan aman. Konstruksi busa dipercaya bisa memaksimalkan dampak negatif pasca benturan. Pabrikan helm menerapakan dua model busa. Pertama one piece dan kedua two pieces

Model pertama diterapkan oleh pabrikan nasional seperti KYT, NHK, Caberg dan lainnya. Sedangkan yang model two pieces diaplikasi oleh KBC. Menurut Henry Tejakusuma, foam sebagai peredam harus melindungi seluruh batok kepala. Lapisan berwarna putih itu harus bisa menyerap benturan dan menguranginya sehingga tidak tersalur ke kepala.

“Untuk helm KYT biasanya foam sampai pada bagian pipi, lalu dilapisi busa. Pemisahan busa biasanya di bagian sisi kiri dan kanan untuk meredam dampak benturan samping,” tambah Henry, bos marketing PT Tara Kusuma Indah ini.

Tapi, lebih dari itu, menurut Henry helm kudu pas di kepala pemakainya. Soal pas atau tidaknya ditentukan busa lapisan dalamnya. Busa di sini lapisan terluar di bagian dalam helm yang membuat pelindung kepala itu pas dipakai. Ia mengikuti kontur kepala tanpa menekan terlalu keras.

Model two pieces dikenalkan oleh KBC dengan maksud membagi absorb atau serapan ketika terjadi benturan. “Jadi, ketika helm terjadi pasa lapisan pertama akan langsung mendistribusikan daya benturan ke seluruh bagian. Sedangkan lapisan kedua berfungsi melindungi,” kata Won Min Choi, R&D Production Executive Director KBC.

Pada model two pieces ini, bagian paling atas bertekstur lembut namun kuat, sedangkan pada bagian busa kedua bertekstur keras dan kuat. “Busa lembut ini berfungsi untuk menyerap itu tadi,” tambah Willianto Husada, Deputy Director PT Central Sole Agency, distributor KBC di Indonesia.

Dalam beberapa pengetesan, pengaruh dari model two pieces ini begitu bermanfaat. “Ketika diberikan tes impact dan penetration, tidak terdapat bagian yang retak dan pecah di busa. Ini salah satunya karena model konstruksi 2 bagian ini,” bilang Willianto.

Secara logika memang masuk akal, pembagian model two pieces ini berfungsi untuk membantu penyebaran gaya tekan pasca benturan.

Selain model dan konstruksi, ada hal lainnya yang penting terkait dengan busa helm. Lapisan busa harus rapat menempel di pipi dan jidat. Tapi tidak boleh terlalu menekan pelipis. “Oh ya, ukuran helm itu pas, jika saat dipakai, busa mengempit pipi dan tanpa oblak meski diputar,” timpal Henry. So, jika ingin aman seperti pembalap, pakai helm dengan spek minimal seperti itu.  (motorplus-online.com)
Penulis : Hend | Editor : Nurfil | Fotografer : Hendra

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Blogger Themes