Rabu, 15 Februari 2012

Minyak pelumas untuk mobil

Berikut ini dijelaskan mengenai bahan minyak pelumas, viscositas minyak pelumas, dan klasifikasi minyak pelumas
A. MINYAK PELUMAS (OLI)
Minyak pelumas bahan dasarnya dari minyak dasar mineral, minyak dasar alami atau minyak dasar sintesis. Minyak pelumas saat ini sebagian besar dibuat dari minyak dasar mineral yang berasal dari tambang yang diolah dengan cara penyulingan. Apabila persediaan minyak bumi sudah menipis, minyak pelumas dibuat dari bahan sintesis, nabati, atau hewani. Minyak pelumas dengan bahan dasar alami merupakan minyak pelumas yang paling baik. Akan tetapi, saat ini jumlahnya belum sesuai dengan kebutuhan. Minyak dasar alami berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya jarak, kopra, dan kelapa sawit, minyak ini dapat juga dibuat dari lemak hewan.
Sedangkan minyak pelumas dengan minyak dasar sintesis, dibuat dari bahan-bahan kimia yang dipergunakan sebagai dasar membuat minyak pelumas. Dewasa ini minyak pelumas dibuat dari bahan dasar minyak alami atau mineral dengan bahan tambahan berasal dari bahan-bahan kimia.
B. VISCOSITAS MINYAK PELUMAS
Viscositas minyak pelumas menunjukkan kemampuan terhadap laju aliran minyak. Viscositas minyak ditentukan dengan mengukur sampel minyak. Pengolahaan dilakukan dengan memanaskan minyak tersebut sampai suhu tertentu, kemudian dialirkan melalui lupang pada viskometer. Lamanya waktu yang diperlukan untuk meneteskan minyak pelumas dari viskometer ke gelas ukur, menentukan nilai kekentalan minyak pelumas. Minyak pelumas yang mengalirkan lebih cepat, viscositasnya rendah, sedangkan yang mengalirkannya lambat viscositasnya tinggi.
Suatu badan internasional yaitu ociety of Automotive Enginers (SAE), mempunyai standar kekentalan dengan awalan SAE di depan indek kekentalan. SAE telah membuat indek kekentalan yang diikuti dengan huruf W, yang menunjukkan kekentalan minyak pelumas pada temperatur -200C dan disebut kekentalan rendah. Mesin yang memakai minyak pelumas dengan kekentalan rendah ditandai dengan SAE 10 W, SAE 15 W, SAE 20 W. Sedangkan minyak pelumas untuk kebutuhan sampai temperatur 1000C, tidak ditandai dengan huruf W, tetapi SAE 30, SAE 40, SAE 90 dan seterusnya.
Minyak pelumas yang dapat memenuhi kebutuhan pada temperatur rendah, yaitu pada saat mesin mulai dihidupkan dan dapat memenuhi kebutuhan saat mesin sudah panas, disebut minyak pelumas multi grade oil (serbaguna). Misalnya SA 5 W -20, SAE 10 W -20, SAE 10 W -30, SAE 10 W -40, SAE 20 W -50 dan seterusnya.
SAE 20 W -40, artinya minyak pelumas standar SAE 20 pada temperatur -200C dan standar minyak pelumas sampai SAE 50 pada tmperatur 1000C.
C. KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS
Minyak pelumas untuk engine diklasifikasikan sesuai dengan standar American Petroleum Institute (API) dan dites sesuai dengan standarnya. Klasifikasi API biasanya tercantum pada masing-masing kemasan minyak pelumas. Hal ini untuk menambah tingkatan SAE. Pemilihan minyak pelumas akan lebih mudah, apabila dari perbandingan kondisi pengoperasian kendaraan.
1. Klasifikasi Minyak Pelumas Untuk Motor Bensin
Klasifikasi API
Penggunaan dan Kualitas Oli
SA
SB
SC
SD
SE
SF
Minyak murni tanpa bahan tambah (aditive)
Digunakan untuk mesin operasi ringan yang mengandung sedikit anti oxiden
Oli yang mengandung detergen, dispersent, anti oxidant dan lain-lain
Digunakan untuk mesin yang beroperasi dengan temperatur tinggi, mengandung resisting agent, anti oxidant dan lain-lain
Digunakan untuk mesin sedang mengandung resisting agent, oxidant yang lebih banyak
Tingkat aliran tinggi dengan pemakaian resistan dan daya tahan yang lebih tinggi
2. Klasifikasi Minyak pelumas untuk Motor Diesel
Tekanan kompresi dan tekanan pada motor diesel lebih tinggi dari motor bensin, oleh karena itu oli mesinnya harus mempunyai kekuatan detergent dispersent yang baik dan dapat menetralisir asam belerang akibat pembakaran.
Klasifikasi API
Penggunaan dan kualitas oli
CA
CB
CC
CD
Digunakan untuk mesin diesel operasi beban ringan
Digunakan untuk mesin diesel operasi sedang
Digunakan untuk mesin diesel yang memakai Turbo Charger, dengan operasi temperatur sedang
Digunakan untuk mesin diesel yang memakai Turbo Charger dengan kandungan sulfur pada bahan sedikit
3. Oli untuk Roda Gigi
Oli untuk roda gigi mempunyai kekentalan yang tinggi. Hal ini untuk mengurangi kerusakan pada roda gigi, bantalan dan kebocoran. Oli untuk roda gigi mempunyai standar kekentalan 75w, 80w, 85w, 90w, 140w dan 250w, sedangkan differensial dan transmisi pada kendaraan umumnya memakai oli SAE 90 atau 80w -90.
Klasifikasi API
Penggunaan dan kualitas oli
GL1
GL2
GL3
GL4
GL5
Mineral murni untuk roda gigi, tetapi jarang dipakai pada kendaraan
Untuk worm gear, mengandung minyak hewani dan tumbuh-tumbuhan
Untuk trnsmisi manual dan steering gear, mengandung bahan tambah extreme-pressure resisting
Untuk hypoid gear, mengandung bahan tambah extreme-pressure resisting yang lebih banyak dari GL3
Untuk differensial yang dilengkapi hypoid gear, kandungan extreme-pressure lebih besar dari GL4, dan kondisi yang lebih berat


0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Blogger Themes