Asma adalah suatu kondisi alergi ketika reaksi tubuh tidak normal terhadap sesuatu zat seperti jamur, serbuk, bulu hewan, zat kimia, uap, parfum, makanan atau obat tertentu. Kuman-kuman pada hidung dan tenggorokan mungkin pula ,menyebabkan serangan asma.
Ketika asma mulai dari masa anak-anak, umumnya disebabkan oleh makanan, tetapi ketika menyerang pada akhir masa anak-anak atau pada awal masa remaja dan dewasa, asma biasanya disebabkan oleh serbuk, debu, zat kimia. Dan bila lebih dari 45 tahun , asma seringkali dikarenakan oleh infeksi. Kadangkala, pasien dengan serangan jantung mendapatkan serangan asma yang serupa, tetapi bukan asma yang sebenarnya.
Serangan lebih sering terasa jika seorang penderita lelah atau mendapat tekanan emosi yang hebat, bahkan perubahan iklimpun mungkin juga dapat menyebabkan serangan tersebut. Selama tekanan yang hebat, beberapa pipa-pipa udara tersumbat oleh lendir kental. Inilah yang menyebabkan sulit bernafas dan suara yang nyaring. Akibatnya, gelembung-gelembung udara menyebar dengan luas dan beberapa dindingnya pecah. Pada serangan yang hebat, pendarahan juga bisa terjadi pada gelembung-gelembung udara tersebut dalam paru-paru.
Asma mungkin berkembang secara bertahap selama serangan peradangan pada tenggorokan atau mulai dengan tiba-tiba ketika seseorang mendapat zat rangsangan. Pertama, seseorang memiliki perasaan yang kencang pada dada. Rasa ini mereda dalam 1-2 jam atau terus menerus berjam-jam atau berhari-hari. Akhirnya, serangan tiba-tiba mengeluarkan lendir kental dan membuka saluran-saluran udara.
Untuk menjaga tetap baik, penderita asma harus tetap tenang dan tidak mengungkapkan perasaan terlalu berlebihan karena membuat mereka lebih sukar bernafas. Penghirupan aerosol sangat berguna selama serangan asma, termasuk mereka harus menghindari dari pilek/flu dan dingin.
Dalam pandangan lain, Normalisasi PENNASIA menyatakan bahwa asma terjadi karena paru-paru tidak dapat berfungsi dan berkembang dengan maksimal karena pembesaran pembungkus paru-paru (pleura), sehingga ekspansi keluar terhalang oleh dada dan punggung dan justru pembungkus paru-paru tersebut menekan ke dalam menuju paru-paru, akhirnya perkembangan paru-paru tidak dapat maksimal and pengisian oksigen berkurang.
Pembesaran atau pembengkakan pembungkus paru-paru berasal dari kelenturan rusuk, tepatnya pada bagian dada mayor ataupun minor, lalu menyebabkan suplai cairan di pembungkus paru-paru terhalang. Karena kekurangan cairan ini, sentuhan paru-paru dan pembungkus paru-paru dalam setiap tarikan nafas menyebabkan memar dan bengkak.
Penyebab yang lain adalah kelenturan yang menurun pada diafragma yang membatasi dada dan perut dan sebagai otot yang utama dalam proses pernafasan. Oleh karena itu, pengerasan di bagian ini benar-benar mengganggu ekspansi menuju perut. Kadangkala, penderita asma juga memiliki keluhan pada perutnya karena ulu hati mengeras dan merasa nyeri ketika sedang ditekan.
Bagi penderita kronis, asma dapat menyebabkan lematian karena kekejangan pada leher. Tarikan nafas yang sering menyebabkan leher kejang, bahkan ketika asma kambuh, leher menjadi kejang dan mencekik saluran pernafasan, lalu nafas berhenti termasuk suplai oksigen ke otak dan seluruh tubuh juga berhenti. Kematian datang setelah itu karena kondisi tersebut.
Dari beberapa kasus, asma tidak dapat ditentukan dalam satu lokasi , seperti di dada saja, tetapi juga di bahu atau di perut. Ketidaknormalan antara satu lokasi dengan lokasi yang lain mempunyai hubungan timbale-balik. Misalnya, asma dapat mulai dari kelainan di dada pada awalnya lalu menyebabkan kambuh dengan kelainan di perut.
Para penderita asma akan mengalami lebih tersiksa jika mereka terlentang karena organ perut sejajar dengan dada lalu menekan paru-paru kebawah. Engsel rusuk di punggung juga tertekan dan sulit untuk berkembang, sehingga pembungkus yang mengelilingi paru-paru akan lebih menekan dan menyebabkan sakit yang hebat. Untuk tidur yang baik, posisinya duduk di atas kursi dan kepala diletakkan pada bantal yang ada diatas meja. Selain itu, kepala yang menunduk masih berguna karena membantu paru-paru melakukan ekspansi ke perut ketika trachea terjulur kebawah dan memberikan ruang bagi paru-paru untuk berekspansi ketika organ perut memusat kebawah.
Untuk pencegahan asma, seseorang sebaiknya menghindari bersin-bersin ataubatuk-batuk dalam jangka waktu yang lama, pekerjaan-pekerjaan yang berat, kondisi tergesa-gesa, makanan yang tak layak, minuman dingin, udara kotor, udara dingin terus menerus dan sebagainya.
Ketika asma mulai dari masa anak-anak, umumnya disebabkan oleh makanan, tetapi ketika menyerang pada akhir masa anak-anak atau pada awal masa remaja dan dewasa, asma biasanya disebabkan oleh serbuk, debu, zat kimia. Dan bila lebih dari 45 tahun , asma seringkali dikarenakan oleh infeksi. Kadangkala, pasien dengan serangan jantung mendapatkan serangan asma yang serupa, tetapi bukan asma yang sebenarnya.
Serangan lebih sering terasa jika seorang penderita lelah atau mendapat tekanan emosi yang hebat, bahkan perubahan iklimpun mungkin juga dapat menyebabkan serangan tersebut. Selama tekanan yang hebat, beberapa pipa-pipa udara tersumbat oleh lendir kental. Inilah yang menyebabkan sulit bernafas dan suara yang nyaring. Akibatnya, gelembung-gelembung udara menyebar dengan luas dan beberapa dindingnya pecah. Pada serangan yang hebat, pendarahan juga bisa terjadi pada gelembung-gelembung udara tersebut dalam paru-paru.
Asma mungkin berkembang secara bertahap selama serangan peradangan pada tenggorokan atau mulai dengan tiba-tiba ketika seseorang mendapat zat rangsangan. Pertama, seseorang memiliki perasaan yang kencang pada dada. Rasa ini mereda dalam 1-2 jam atau terus menerus berjam-jam atau berhari-hari. Akhirnya, serangan tiba-tiba mengeluarkan lendir kental dan membuka saluran-saluran udara.
Untuk menjaga tetap baik, penderita asma harus tetap tenang dan tidak mengungkapkan perasaan terlalu berlebihan karena membuat mereka lebih sukar bernafas. Penghirupan aerosol sangat berguna selama serangan asma, termasuk mereka harus menghindari dari pilek/flu dan dingin.
Dalam pandangan lain, Normalisasi PENNASIA menyatakan bahwa asma terjadi karena paru-paru tidak dapat berfungsi dan berkembang dengan maksimal karena pembesaran pembungkus paru-paru (pleura), sehingga ekspansi keluar terhalang oleh dada dan punggung dan justru pembungkus paru-paru tersebut menekan ke dalam menuju paru-paru, akhirnya perkembangan paru-paru tidak dapat maksimal and pengisian oksigen berkurang.
Pembesaran atau pembengkakan pembungkus paru-paru berasal dari kelenturan rusuk, tepatnya pada bagian dada mayor ataupun minor, lalu menyebabkan suplai cairan di pembungkus paru-paru terhalang. Karena kekurangan cairan ini, sentuhan paru-paru dan pembungkus paru-paru dalam setiap tarikan nafas menyebabkan memar dan bengkak.
Penyebab yang lain adalah kelenturan yang menurun pada diafragma yang membatasi dada dan perut dan sebagai otot yang utama dalam proses pernafasan. Oleh karena itu, pengerasan di bagian ini benar-benar mengganggu ekspansi menuju perut. Kadangkala, penderita asma juga memiliki keluhan pada perutnya karena ulu hati mengeras dan merasa nyeri ketika sedang ditekan.
Bagi penderita kronis, asma dapat menyebabkan lematian karena kekejangan pada leher. Tarikan nafas yang sering menyebabkan leher kejang, bahkan ketika asma kambuh, leher menjadi kejang dan mencekik saluran pernafasan, lalu nafas berhenti termasuk suplai oksigen ke otak dan seluruh tubuh juga berhenti. Kematian datang setelah itu karena kondisi tersebut.
Dari beberapa kasus, asma tidak dapat ditentukan dalam satu lokasi , seperti di dada saja, tetapi juga di bahu atau di perut. Ketidaknormalan antara satu lokasi dengan lokasi yang lain mempunyai hubungan timbale-balik. Misalnya, asma dapat mulai dari kelainan di dada pada awalnya lalu menyebabkan kambuh dengan kelainan di perut.
Para penderita asma akan mengalami lebih tersiksa jika mereka terlentang karena organ perut sejajar dengan dada lalu menekan paru-paru kebawah. Engsel rusuk di punggung juga tertekan dan sulit untuk berkembang, sehingga pembungkus yang mengelilingi paru-paru akan lebih menekan dan menyebabkan sakit yang hebat. Untuk tidur yang baik, posisinya duduk di atas kursi dan kepala diletakkan pada bantal yang ada diatas meja. Selain itu, kepala yang menunduk masih berguna karena membantu paru-paru melakukan ekspansi ke perut ketika trachea terjulur kebawah dan memberikan ruang bagi paru-paru untuk berekspansi ketika organ perut memusat kebawah.
Untuk pencegahan asma, seseorang sebaiknya menghindari bersin-bersin ataubatuk-batuk dalam jangka waktu yang lama, pekerjaan-pekerjaan yang berat, kondisi tergesa-gesa, makanan yang tak layak, minuman dingin, udara kotor, udara dingin terus menerus dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar